Integrasi Teknologi dalam Olahraga: Dari Wearable Hingga VR Training

Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah merevolusi dunia olahraga. Terutama teknologi yang dipakai di tubuh (wearable) hingga Virtual Reality (VR). Teknologi-teknologi ini dapat memantau performa atlet secara real-time hingga meminimalkan risiko cedera.

Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah merevolusi dunia olahraga. Mulai dari cara atlet berlatih, berkompetisi, hingga berinteraksi dengan fans, ada peran teknologi yang semakin mempermudah industri olahraga di masa kini.

Perangkat wearable seperti smartwatch dan sensor GPS untuk memantau performa secara real-time telah menjadi perangkat teknologi yang paling menonjol dalam aktivitas olahraga saat ini. Pelatihan berbasis Virtual Reality (VR) juga banyak disorot karena dapat mensimulasikan skenario pertandingan dengan realistis.

Untuk menjelajahi teknologi wearable dan VR training dalam olahraga lebih lanjut, mari simak penjelasan di bawah ini.

Teknologi wearable: Efektif meningkatkan performa fisik

Teknologi wearable (perangkat yang bisa dikenakan) adalah perangkat elektronik kecil yang dapat dipakai di tubuh, seperti di pergelangan tangan, lengan, dada, atau sepatu. Alat ini dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi dan menganalisis data fisik penggunanya.

Apa saja yang bisa dideteksi teknologi wearable?

Kondisi fisik pengguna

  • Heart Rate Monitoring dan Elektrokardiogram (EKG) -Memantau intensitas latihan dan zona denyut jantung, juga memonitor kesehatan jantung dalam olahraga intensitas tinggi.
  • Kadar Oksigen dalam Darah (SpO₂) – Menunjukkan tingkat kebugaran dan kemampuan pemulihan tubuh.

Aktivitas pengguna

  • GPS Tracking – Merekam posisi, jarak, kecepatan, dan pola pergerakan untuk olahraga seperti lari, bersepeda, sepak bola, dan sejenisnya.
  • Langkah dan Kalori – Menghitung langkah kaki, kalori yang terbakar, dan level aktivitas harian.
  • Accelerometer dan Gyroscope – Mengukur akselerasi dan rotasi tubuh untuk menganalisis teknik latihan.

Pencegahan dan pemulihan cedera

  • Sensor Fatigue dan Beban Latihan – Memberikan data untuk menghindari overtraining.
  • Pemantauan Pola Tidur dan Pemulihan – Wearable seperti Oura Ring bisa memonitor memantau kualitas tidur dan tingkat kesiapan atlet berdasarkan data fisik yang masuk.

Selain hal-hal di atas, perangkat wearable juga bermanfaat dalam analisis kinerja dan taktik. Fitur personalisasi memungkinkan teknologi wearable untuk menyesuaikan analisis data dengan kebutuhan tiap individu, seperti strategi untuk pelari jarak jauh vs sprinter. Pelacakan kemajuan juga bisa mendorong pengguna untuk mencapai target tertentu.

Baca juga:  7 Aplikasi Handphone yang Membantu Olahraga Dengan Hasil Nyata, Ada yang Asli Indonesia Lho!

Bagi atlit profesional, pelatih bisa memanfaatkan wearable untuk mengevaluasi efektivitas latihan dan mengatur strategi berdasarkan data aktual yang diberikan perangkat.

Bahkan dalam olahraga tim, wearable dapat menilai posisi optimal pemain selama pertandingan.

Contoh teknologi wearable

Jenis PerangkatNama PerangkatPenggunaanFungsiManfaat
Pelacak Tidur dan PemulihanOura Ring, WHOOP StrapAtlet professionalPemantauan pemulihan, kualitas tidur, variabilitas detak jantung (HRV), dan strainMembantu atlet menjadwalkan latihan berdasarkan kondisi tubuh
Sensor GPSCatapult GPS, WHOOP, STATSports ApexSepak bola, rugbyPelacakan posisi, jarak, kecepatan, pola gerakan di lapangan, hingga intensitas latihanAnalisis strategi dan stamina
Smartwatch dan Pelacak KebugaranGarmin, Apple Watch, Fitbit, Polar H10Olahraga endurance, pengguna umum, dan atlet amatirSensor detak jantung dengan akurasi tinggi, kebugaran umum, langkah, kalori yang terbakar, jarak tempuh, dan kecepatan.Memberikan data real-time untuk melacak kemajuan
Sensor BiomekanikaXsens, Myontec, Motus GlobalSepak bola, lari, dan sejenisnya.Sensor pada pakaian atau sepatu untuk mengukur gerakan otot, sudut sendi, dan distribusi tekananMemperbaiki teknik lari, tendangan, atau lemparan, serta mencegah cedera
Pakaian CerdasHexoskin, Athos, SensoriaOlahraga endurance, penggunaan umum, dan atlet amatir.Baju atau celana dengan sensor tertanam untuk memantau aktivitas otot, pernapasan, dan posturMemberikan wawasan untuk mengoptimalkan latihan kekuatan atau endurance
Perangkat Khusus OlahragaZepp, Wahoo Kickr  Tenis, baseball, bersepedaSensor pada raket, bola, atau sepeda untuk mengukur kecepatan ayunan, spin bola, atau daya kayuh Meningkatkan teknik secara spesifik untuk olahraga tertentu

Risiko penggunaan teknologi wearable

Meskipun memberikan banyak manfaat, ada beberapa tantangan dan keterbatasan teknologi wearable dalam olahraga:

  • Karena wearable sangat berkaitan dengan data, ada risiko privasi yang cukup mengkhawatirkan, terutama apabila ada data atlet sangat sensitif yang dapat disalahgunakan jika tidak dijaga dengan baik.
  • Apabila sudah terlalu sering menggunakan wearable, atlet bisa terlalu bergantung pada data dan mengabaikan intuisi tubuh.
  • Wearable dengan fitur canggih seperti Catapult atau Xsens bisa sangat mahal, terutama untuk penggunaan olahraga tim.
  • Beberapa perangkat mungkin kurang akurat di kondisi ekstrem (hujan, keringat berlebih).

Terlepas dari kekurangan-kekurangan yang masih menjadi hambatan, teknologi wearable telah membawa transformasi besar dalam dunia olahraga, mulai dari pelatihan, pemantauan kesehatan, hingga analisis performa.

Baca juga:  Menjalankan Aplikasi Workout Otomatis Ketika di Lokasi Fitness pada Apple Watch dengan Shortcuts & Automation

Di masa depan, integrasi teknologi wearable bisa meningkat lagi dengan adanya peran AI, miniaturisasi agar perangkat semakin ringan, praktis, dan nyaman digunakan, serta sinkronisasi dengan platform pelatih untuk analisis tim.

Untuk mengantisipasi risiko, pastikan teknologi wearable telah digunakan secara etis dan proporsional. Bagaimanapun, wearable terbukti dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi latihan fisik, serta memperpanjang karier olahraga atlet profesional.

Teknologi VR training: Simulasi latihan tanpa risiko

Dikenal sebagai salah satu inovasi paling revolusioner dalam dunia olahraga modern, Virtual Reality (VR) Training memungkinkan atlet untuk berlatih, belajar taktik, dan meningkatkan skill dalam lingkungan simulasi yang realistis tanpa risiko cedera atau kelelahan fisik.

VR training menggunakan headset virtual reality (seperti Oculus Quest, HTC Vive, atau PlayStation VR) untuk menciptakan lingkungan virtual 3D dan pelacak gerak (wearable) untuk menciptakan simulasi 3D dari situasi pertandingan atau latihan.

Atlet dapat berinteraksi dengan situasi yang diciptakan VR seolah-olah berada dalam kondisi nyata, seperti melakukan tendangan penalti, melakukan sepak pojok, atau merespons situasi permainan.

Apa saja manfaat VR training?

Dengan simulasi yang diciptakan dalam VR Training, atlet dapat melatih reaksi cepat, pengambilan keputusan, dan antisipasi taktik lawan dengan lebih baik. Dengan demikian, teknologi ini berperan dalam peningkatan kognitif dan pengambilan keputusan – cocok untuk olahraga yang menuntut kecerdasan permainan seperti sepak bola, basket, baseball, hoki es, dan sejenisnya.

VR Training dalam basket

Karakteristik VR Training yang hanya bersifat simulasi memungkinkan pihak-pihak yang terlibat (baik pemain ataupun pelatih) untuk terhindar dari risiko cedera ataupun kelelahan. Bahkan, pelatih bisa mengulang skenario permainan untuk pembelajaran yang lebih optimal.

Karena bersifat virtual, VR Training tidak memiliki batasan apapun dalam merancang simulasi permainan. Teknologi ini bisa menciptakan skenario pertandingan atau kondisi sulit yang biasanya mustahil dilatih di dunia nyata. Atlet dapat berlatih kapan saja, di mana saja, tanpa perlu memperhatikan kondisi cuaca (untuk olahraga outdoor) ataupun fasilitas fisik.

Atlet yang sedang dalam masa penyembuhan juga dapat memanfaatkan VR Training untuk melatih mental dan kognitif agar tidak kehilangan insting permainan

Bagi tim pelatih dan analis, teknologi VR dapat memberikan statistik pergerakan kepala, mata, dan tubuh yang sangat berguna dalam evaluasi atlet.

Contoh penggunaan VR dalam olahraga

Jenis olahragaVR Training yang DigunakanFungsiManfaat
Sepak BolaRezzil (oleh klub-klub EPL), Beyond SportsMelatih pemain dalam hal penalti, tendangan bebas, memahami posisi lawan, hingga strategi pressing ) untuk meningkatkan skill pengambilan keputusan dan reaksi.Pemain dapat berlatih melawan tim virtual untuk meningkatkan visi bermain dan koordinasi.
American FootballSTRIVRMelatih quarterback agar terbiasa membaca formasi pertahanan lawan. Mensimulasikan pertahanan lawan dan membaca permainan. 
BasketEON Sports VRMelatih akurasi tembakan, lemparan, pertahanan, respons terhadap tekanan lawan, dan strategi tim secara keseluruhan dalam simulasi lapanganMeningkatkan akurasi tembakan dan kesadaran situasional tanpa perlu lapangan fisik
Olahraga MotorVR Racing simulators (iRacing, Assetto Corsa)Mempelajari lintasan dan strategi balapan di lintasan virtual yang identik dengan aslinya, seperti Monaco atau SilverstoneMengasah waktu reaksi, strategi balapan, dan pengenalan lintasan
Tinju dan Bela DiriFITXR, Thrill of the FightSimulasi sparring dengan lawan virtual untuk meningkatkan reaksi, melatih pukulan, pertahanan, juga gerakan kakiAman untuk latihan intens tanpa risiko cedera dari sparring nyata
Ski, Snowboard, dan Olahraga EkstremTeknologi khusus dari perusahaan seperti VR SportsMelatih teknik dan mental pengguna dengan mensimulasikan lintasan ski atau lompatanBerlatih di kondisi berbahaya tanpa risiko fisik
TenisSense ArenaMelatih return atau servis dengan melawan pemain virtualMeningkatkan skill raket dan mental bertanding kapan saja dan di mana saja

Kelemahan teknologi VR training dalam olahraga

  • Perangkat dan software VR profesional biasanya cukup mahal.
  • Sebaik apapun simulasi yang diciptakan, lingkungan dan program VR Training tidak bisa menggantikan latihan fisik nyata sepenuhnya.
  • Grafis atau respons virtual belum benar-benar identik dengan dunia nyata.
  • Beberapa atlet mungkin mengalami mual, pusing, hingga mabuk VR (motion sickness) jika terlalu bergantung pada simulasi.

Meski masih memiliki beberapa kekurangan, teknologi VR nantinya akan terus dikembangan untuk merespon tantangan-tantangan tersebut. Salah satunya adalah rencana kombinasi VR dengan AI untuk menciptakan lawan atau skenario yang beradaptasi secara dinamis. Sarung tangan atau pakaian haptic akan menambahkan sensasi sentuhan seperti merasakan bola atau tekanan lawan.

Akhir kata

Integrasi teknologi dalam olahraga membuka peluang baru untuk meningkatkan kinerja dan mencegah cedera. Teknologi wearable dan VR Training memang belum meluas di kalangan non-atlet, namun bukan tidak mungkin keduanya akan semakin mainstream di kalangan penikmat latihan fisik.

Bagaimanapun juga, VR Training dan teknologi wearable belum mencapai pengembangan maksimalnya. Masih banyak ruang yang dioptimalkan agar kedua teknologi tersebut bisa membantu atlet dan pengguna lainnya dengan lebih baik.

Avatar untuk Galuh M

Tentang Penulis

Penulis yang berkecimpung di platform digital sejak 2014. Hobi baca buku dan nonton film, sedang menumbuhkan minat untuk hidup lebih sehat.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sebelumnya

Mendadak Epilepsi – Terdiagnosa Epilepsi di Usia 60 Tahun

Program Latihan

Killer Abs

Kesulitan

Mudah

10

menit

Alat

Tanpa Alat

Otot

Fleksor Pinggul, Inti (Core), Perut Bawah, Perut Samping, Perut Six Pack

Killer Abs

Bakar Kalori & Lemak Workout

Kesulitan

Menengah

13

menit

Alat

Tanpa Alat

Otot

Betis, Bokong, Fleksor Pinggul, Hamstring, Paha Depan, Perut Six Pack

Bakar Kalori & Lemak Workout

Full Body – Membara!! Workout

Kesulitan

Susah

6

menit

Alat

Pull-up Bar

Otot

Betis, Dada, Hamstring, Paha Depan, Sayap / Lats, Trapezius, Trisep

Full Body – Membara!! Workout

Lihat semua program latihan