Hari pertama bulan ini terasa segar. Tanah masih basah terjejak hujan semalam ketika Sekar memulai langkah untuk berolah raga pagi itu. Sudah lama ia tidak lari kecil berkeliling kampung. Belum juga beranjak jauh dari rumah, Sekar merasa pergelangan kakinya sedikit nyeri dan tetiba ia merasa kesulitan berdiri. Badannya terasa pegal cenderung kaku dan nyeri terutama lutut, ia juga merasa lelah, lebih dari biasanya. Urung berlari, Sekar memutuskan beristirahat, minum air putih hangat dan membalur dirinya dengan minyak herbal yang biasa ia gunakan jika pegal. Namun malam hari, nyeri di lutut bertambah dengan pergelangan tangan dan kaki yang terasa semakin pegal, kaku dan tidak nyaman. Pegal juga terasa di leher bahkan setelah ia merasa cukup beristirahat dengan tidur siang tadi. Selama makan malam ia merasakan kesulitan memegang sendok garpu dengan benar. Beruntung ada Mbak Sinta asisten rumah tangga yang menolongnya malam itu. Dengan seluruh kondisi tubuh yang sangat tidak nyaman, Sekar akhirnya memutuskan menelepon Mbak Danis, sahabatnya seorang kinesioterapis yang paham sendi dan otot.
Pagi berikutnya, Sekar sudah duduk manis di hadapan Mbak Danis yang segera melakukan pemeriksaan menyeluruh. Mbak Danis juga meminta Sekar menceritakan kronologi rasa tidak nyamannya. Tanpa ia sadari, ternyata sudah beberapa kali Sekar merasakan kekakuan terutama pada tangan, kaki dan kadang ia rasakan juga terjadi pada leher, yang ia duga akibat kurang tidur. Sesudah semua pemeriksaan selesai, Mbak Danis mengatakan bahwa Sekar mengalami apa yang disebut dengan Rheumatoid Arthritis.
Mengenal lebih jauh Rheumatoid Arthritis?
Rheumatoid arthritis (RA) atau radang sendi rheumatoid adalah penyakit autoimun progresif di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh sendiri, terutama lapisan sendi (sinovium). Kondisi ini menyebabkan terjadinya peradangan, nyeri, pembengkakan, dan kekakuan tubuh, seperti yang dialami Sekar. Gejalanya biasanya memengaruhi tangan, pergelangan tangan, dan lutut, seringkali juga terjadi pada kedua sisi tubuh. Lebih daripada itu, RA juga dapat memengaruhi organ-organ seperti jantung, paru-paru, dan mata. Jika dibiarkan tidak tertangani, rheumatoid arthritis berisiko menyebabkan komplikasi berupa carpal tunnel syndrome. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah kerusakan sendi jangka panjang.
Gejala yang perlu diwaspadai
Gejala RA dapat muncul secara bertahap atau mendadak. Beberapa tanda yang umum meliputi:
- Nyeri dan Kekakuan Sendi – Terutama pada sendi kecil seperti jari tangan, pergelangan tangan, atau jari kaki. Kekakuan biasanya lebih buruk di pagi hari atau setelah tidak bergerak dalam waktu lama. Nyeri sendi, nyeri tekan, pembengkakan, atau kekakuan yang berlangsung selama enam minggu atau lebih. Kekakuan di pagi hari yang berlangsung selama 30 menit atau lebih
- Pembengkakan dan Kemerahan – Peradangan menyebabkan sendi tampak bengkak dan terasa hangat saat disentuh.
- Kelelahan dan Penurunan Berat Badan – RA bersifat sistemik, sehingga dapat menimbulkan kelelahan parah, demam ringan, atau penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
- Gejala Simetris – Sendi yang sama di kedua sisi tubuh juga terpengaruh.
Penting! Jika gejala-gejala ini berlangsung lebih dari beberapa minggu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau spesialis reumatologi. Diagnosis dini dapat membantu mencegah kerusakan sendi permanen.
Penyebab dan faktor risiko
Penyebab pasti RA belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli percaya bahwa kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan hormonal berperan. Beberapa faktor risiko yang telah diidentifikasi meliputi:
- Genetik: Adanya riwayat keluarga dengan RA dapat meningkatkan risiko.
- Jenis Kelamin: Perempuan lebih rentan dibanding laki-laki.
- Usia: Meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun, RA paling sering didiagnosis pada orang berusia 30–60 tahun.
- Merokok: Kebiasaan ini dapat memicu perkembangan RA dan memperburuk keparahannya.
- Faktor Lingkungan: Paparan asap, debu mineral, atau infeksi tertentu diduga dapat memicu respon autoimun.
Hidup dengan Rheumatoid Arthritis
Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan RA sepenuhnya, pengelolaan yang tepat dapat membantu mengontrol gejala, memperlambat kerusakan sendi, dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa langkah yang disarankan antara lain:
1. Pengobatan Medis
Dokter biasanya meresepkan kombinasi obat, termasuk:
- DMARDs (Disease-Modifying Anti-Rheumatic Drugs-obat anti rematik) seperti methotrexate untuk memperlambat perkembangan penyakit.
- Biologics untuk menargetkan komponen spesifik dari sistem kekebalan.
- NSAIDs seperti ibuprofendan Kortikosteroid untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
Pengobatan jangka panjang memerlukan pemantauan rutin untuk mencegah efek samping dan menilai efektivitas terapi.
2. Fisioterapi dan latihan
Latihan ringan seperti peregangan, yoga, berenang, atau jalan kaki dapat menjaga fleksibilitas sendi dan kekuatan otot. Fisioterapis atau praktisi kinesioterapis seperti Mbak Danis, dapat membantu menyusun program latihan serta memberikan terapi yang sesuai dengan kondisi masing-masing penderita.
3. Pola makan sehat
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan anti-inflamasi—seperti pola makan Mediterania yang kaya buah, sayur, ikan berlemak, dan minyak zaitun—dapat membantu mengurangi peradangan. Mengurangi makanan olahan tinggi gula dan lemak jenuh juga bermanfaat.
4. Manajemen stres dan dukungan psikologis
Stres dapat memperburuk gejala RA. Teknik seperti meditasi, mindfulness, dan konseling psikologis dapat membantu. Bergabung dengan kelompok dukungan pasien RA juga memberi kesempatan berbagi pengalaman dan strategi menghadapi tantangan.
5. Perubahan gaya hidup
Berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, dan cukup istirahat adalah kunci. Menggunakan alat bantu (seperti penyangga sendi) juga dapat mengurangi tekanan pada sendi tertentu.
Usahakan hidup seimbang
Radang sendi rheumatoid adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis jangka panjang. Dengan diagnosis tepat waktu, pengobatan yang sesuai, dan perubahan gaya hidup sehat, banyak penderita RA dapat tetap aktif dan mempertahankan kualitas hidup yang baik. Edukasi dan dukungan sosial sangat penting dalam perjalanan mengelola penyakit ini. Dan penting untuk menemukan keseimbangan antara istirahat dan olahraga. Istirahat akan membuat sendi yang meradang terasa lebih nyaman, tetapi tanpa gerakan, sendi akan kaku dan otot akan melemah. RA bukan akhir dari segalanya, selama masih bisa menjaga keseimbangan hidup dan mensyukuri setiap detik yang bermakna.



