Sudah beberapa hari ini Raphael merasa pergelangan tangannya sering kesemutan bahkan mati rasa. Sampai akhirnya ia bercerita kepada Ibu bahwa hampir seminggu ini ia sering merasakan seperti tersengat listrik lalu pergelangan tangan terasa nyeri, kesemutan. “Semalam malah rasanya kebas lho Ibu, seperti mati rasa begitu. Mengapa bisa begini ya?” Sambil tersenyum, Ibu bertanya kepada Raphael, sejak kapan ia mengalami ketidaknyamanan di pergelangan tangannya. Sembari secara sekilas ibu juga bertanya, apakah ia masih menggunakan alarm untuk beristirahat sejenak sesudah 1 jam menggunakan gawainya. “Hmmm, maaf Ibu, sudah hampir sebulan ini alarm kumatikan soalnya aku sedang battle sama teman-teman. Nda seru, kalau pas asyik tetiba alarm berbunyi hehehe..maaf ya Ibuku saying.” Dengan nyengir kuda, Raphael mengaku kepada ibunya bahwa dalam beberapa hari ini ia lupa waktu dalam menggunakan gawai. Dan sejak itu, pergelangan tangannya mulai terasa tidak nyaman.
Pernahkah Anda merasa pergelangan tangan terasa kesemutan, nyeri, atau bahkan mati rasa setelah terlalu lama mengetik di ponsel atau bekerja dengan laptop? Di era digital, keluhan ini kian sering terdengar. Fenomena ini bisa terjadi kepada siapa saja, tidak mengingat usia. Para pelajar seperti Raphael yang sering menggunakan gawai berjam-jam juga merasakannya. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda adanya Carpal Tunnel Syndrome (CTS)—suatu gangguan pada saraf pergelangan tangan.
Apa itu Carpal Tunnel Syndrome?
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) terjadi ketika saraf medianus—saraf utama yang melintas di pergelangan tangan—tertekan di dalam terowongan karpal (carpal tunnel). Tekanan berlebih ini menyebabkan nyeri, kesemutan, dan kelemahan otot tangan. Sindrom terowongan karpal adalah salah satu kondisi tangan yang paling umum. Terowongan karpal adalah lorong sempit yang dikelilingi oleh tulang dan ligamen di sisi telapak tangan. Ketika saraf medianus tertekan, gejalanya dapat berupa mati rasa, kesemutan, dan kelemahan pada ibu jari dan jari-jari lainnya.
Anatomi pergelangan tangan, kondisi kesehatan, dan kemungkinan gerakan tangan yang berulang dapat berkontribusi terhadap sindrom terowongan karpal atau CTS tersebut.
Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS), CTS lebih umum terjadi pada perempuan dan biasanya muncul pada usia 30–60 tahun. Namun, pola hidup modern seperti mengetik di ponsel dalam posisi tidak ergonomis, scrolling tanpa henti, atau bermain game dalam waktu lama membuat CTS kini juga menyerang kelompok usia lebih muda.
Gejala yang perlu diwaspadai
Gejala seringkali muncul secara bertahap dan dapat memburuk seiring waktu, seringkali dimulai pada malam hari dan berpotensi membangunkan Anda dari tidur.
Kesemutan atau mati rasa: Sensasi seperti tertusuk jarum, terutama pada ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan separuh jari manis. Jari kelingking biasanya tidak terpengaruh.
Nyeri: Rasa nyeri atau terbakar pada jari, tangan, atau pergelangan tangan yang juga dapat menjalar ke lengan bawah hingga ke bahu.
Kelemahan dan kecanggungan: Kesulitan menggenggam benda atau melakukan aktivitas motorik halus, yang dapat menyebabkan Anda menjatuhkan barang.
Sensasi seperti tersengat listrik: Sensasi seperti sengatan listrik yang menjalar ke jari-jari yang terdampak.
Gawai dan gaya hidup digital sebagai pemicu
Penggunaan perangkat digital termasuk telepon yang pintar, agak pintar maupun sangat pintar adalah hal yang lumrah dalam hidup keseharian kini. Dalam penggunaannya memang perlu dikontrol agar terhindar dari risiko cedera dan kesehatan tubuh. Kaitannya dengan risiko terjadinya CTS pada seseorang, penggunaan gawai yang tidak tepat menjadi salah satu faktor risiko penting.
Risiko CTS akibat penggunaan perangkat digital antara lain dipicu oleh:
- Gerakan berulang: Menggesek, mengetuk, dan menggulir layar (pada perangkat dengan layar sentuh) secara terus-menerus selama berjam-jam dapat membuat tendon di dalam terowongan karpal meradang dan menekan saraf median.
- Postur pergelangan tangan yang tidak tepat: Memegang ponsel dalam posisi yang tidak netral atau menekuk pergelangan tangan dalam waktu lama dapat meningkatkan tekanan pada saraf.
- Kecenderungan yang sudah ada: Jika Anda memiliki faktor risiko CTS lain, seperti anatomi pergelangan tangan yang sempit, penggunaan gawai yang intensif dapat mempercepat munculnya gejala
Sebuah studi dalam Journal of Physical Therapy Science (2018) menemukan bahwa penggunaan ponsel pintar lebih dari lima jam per hari meningkatkan ketegangan pada pergelangan tangan dan risiko CTS. Selain itu, penggunaan laptop di atas kasur atau meja rendah memaksa pergelangan berada pada posisi tidak netral, mempercepat iritasi jaringan sekitar saraf.
Kelompok lain yang berisiko tinggi terkena CTS
Selain pengguna gawai aktif, beberapa kelompok lebih rentan mengalami CTS:
- Pekerja kantoran atau desainer grafis yang mengetik lama tanpa jeda.
- Kasir yang bekerja dengan mesin kasir dan menggunakannya berjam-jam
- Gamer dan pengguna media sosial dengan durasi bermain lebih dari 5 jam per hari.
- Perempuan hamil (retensi cairan dapat menambah tekanan pada saraf).
- Penderita diabetes, artritis reumatoid, atau obesitas.
Pencegahan dan kebiasaan sehat
Kabar baiknya, CTS bisa dicegah dengan kebiasaan sederhana:
- Perhatikan posisi tangan. Gunakan pergelangan pada posisi netral (tidak terlalu menekuk ke atas atau ke bawah) saat mengetik.
- Gunakan penyangga atau bantalan pergelangan. Alat sederhana ini membantu menjaga sudut tangan yang aman.
- Lakukan peregangan rutin. Setiap 30–60 menit, istirahatkan tangan, goyangkan pergelangan, dan lakukan gerakan regangan ringan.
- Batasi durasi penggunaan gadget. Terapkan aturan jeda layar (misalnya, 20-20-20 rule: setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik).
- Perkuat otot tangan. Latihan sederhana seperti meremas bola karet atau menggunakan grip strengthener membantu meningkatkan daya tahan otot sekitar pergelangan.
Perawatan
Pilihan perawatan bergantung pada tingkat keparahan kondisi. Pada kasus ringan, gejala dapat mereda dengan sendirinya dengan penanganan konservatif.
Perawatan non-bedah
- Belat pergelangan tangan: Belat dapat menahan pergelangan tangan dalam posisi netral dan lurus untuk mengurangi tekanan pada saraf. Belat ini sering dipakai pada malam hari.
- Perubahan gaya hidup: Beristirahat sesering mungkin, memvariasikan tugas, dan menyesuaikan postur atau ergonomi tempat kerja dapat membantu.
- Obat-obatan: Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat meredakan nyeri jangka pendek. Dokter Anda mungkin juga menyarankan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan.
- Terapi fisik: Latihan untuk meregangkan dan memperkuat tangan dan pergelangan tangan mungkin direkomendasikan.
Perawatan bedah
Jika perawatan konservatif tidak efektif, ahli bedah dapat melakukan pelepasan terowongan karpal.
Prosedur: Ahli bedah memotong ligamen karpal transversal untuk mengurangi tekanan pada saraf medianus. Prosedur ini biasanya merupakan prosedur rawat jalan yang dilakukan dengan anestesi lokal atau regional. • Teknik: Operasi dapat dilakukan dengan pelepasan terbuka (dengan sayatan yang lebih besar) atau pelepasan endoskopi (dengan satu atau dua sayatan kecil dan kamera).
Pemulihan: Gejala dapat membaik dengan cepat, tetapi pemulihan penuh dapat memakan waktu berbulan-bulan. Pasien dengan kompresi saraf yang berlangsung lama atau parah mungkin membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama dan mungkin tidak dapat kembali 100% fungsinya.
Mengelola kebiasaan digital untuk kesehatan tangan
Penggunaan gawai tidak mungkin dihindari sepenuhnya di dunia modern. Namun, kesadaran dan penyesuaian kecil dapat membuat perbedaan besar. Meletakkan ponsel di permukaan datar saat mengetik, menggunakan keyboard eksternal untuk tablet, dan menjaga postur duduk yang baik adalah langkah-langkah sederhana namun efektif.
Kesehatan pergelangan tangan penting tidak hanya untuk bekerja, tetapi juga untuk aktivitas sehari-hari seperti memasak, menyetir, dan bahkan merawat orang yang kita cintai. Menjaga kebiasaan ergonomis berarti menjaga kualitas hidup Anda di masa depan.



