Kenali Gerak Senyap Miokarditis si Radang Otot Jantung

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung, yang disebut miokardium. Kondisi ini dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah.

Minggu ini menjadi pekan yang melelahkan sekaligus membahagiakan bagi Dewinta. Bagaimana tidak, anak semata wayangnya Ragnar baru saja menyelesaikan kuliah masternya bulan lalu dan akhir Minggu nanti mengajaknya staycation di Banyuwangi. Impian yang setahun ini ia dambakan akan terwujud dalam waktu dekat. Di tengah segala keriangan itu, tetiba Dewinta pingsan. Ruben suaminya kebetulan baru masuk rumah ketika melihat istrinya terkulai lemas di kursi baca. Ketika siuman, Dewinta hanya mengingat mula-mula dadanya terasa sesak sedikit nyeri. Memang sudah beberapa hari ia merasakannya namun mngira hanya masuk angin seperti biasa. “Aku sudah minum obat masuk angin seperti biasa lo Pak. Maaf kalau tidak memberitahu Bapak. Biasanya sesudah minum 2-3 saset, kondisi ibuk membaik.” Begitu Dewinta bertutur kepada sang suami dalam perjalanan ke tempat praktik dokter Nining, dokter keluarga mereka. 

Surya merekah hangat dan wangi melati bersama ceplok piring menguar lembut di pagi hari berikutnya, ketika dokter Danang, dokter spesialis jantung, kolega dokter Nining mengatakan bahwa Dewinta mengalami radang otot jantungatau biasa disebut miokarditis. Dokter Danang menerangkan bahwa gejala miokarditis seringkali mirip dengan gejala sakit lain bahkan sering dikira masuk angin seperti perkiraan Dewinta. Syukur bahwa Ruben segera membawa Dewinta ke dokter sehingga mendapatkan penanganan yang tepat. Namun apa sebenarnya mikoarditis itu? 

Mengenal Miokarditis

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung, yang disebut miokardium. Kondisi ini dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah. Miokarditis dapat menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung cepat atau tidak teratur.

Infeksi virus merupakan salah satu penyebab miokarditis. Terkadang miokarditis disebabkan oleh reaksi obat atau kondisi yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.

Miokarditis yang parah melemahkan jantung sehingga bagian tubuh lainnya tidak mendapatkan cukup darah. Gumpalan darah dapat terbentuk di jantung, yang menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Baca juga:  Kok Bisa Kena Tennis Elbow, Padahal Hobinya Melukis?

Gejala yang kerap diabaikan

Meskipun mirip dengan gejala penyakit lain, waspada jika Anda mengalami hal seperti di bawah ini dalam beberapa waktu. 

  • Nyeri dada seperti tertekan benda berat, disertai rasa tertusuk atau terbakar
  • Kelelahan ekstrem cenderung merasakah begitu lemah hingga lemas 
  • Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, dan telapak kaki.
  • Palpitasi, jantung berdebar kencang, seperti ada yang melompat keluar. Tidak teratur iramanya, hampir mirip seperti gejala pada aritmia.
  • Sesak napas, baik saat istirahat maupun saat beraktivitas.
  • Pusing atau merasa ingin pingsan.
  • Gejala seperti flu seperti sakit kepala, nyeri badan, nyeri sendi, demam, atau sakit tenggorokan..

Pada anak-anak, gejalanya kadang berbeda: demam, mudah lelah, nafsu makan menurun, hingga napas cepat. Karena gejala awalnya ringan, banyak penderita baru menyadari penyakit ini saat kondisinya sudah parah.

Orang perlu mengenal penyakit radang otot jantung atau miokarditis karena kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi fatal seperti gagal jantung, gangguan irama jantung (aritmia), serangan jantung, stroke, dan bahkan kematian mendadak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Penyebab dan siapa yang rentan

Menurut Mayo Clinic dan Cleveland Clinic, penyebab paling umum adalah infeksi virus-mulai dari virus flu hingga virus COVID-19. Selain itu, miokarditis juga dapat dipicu oleh infeksi bakteri, parasit, reaksi autoimun (seperti lupus), paparan bahan kimia tertentu, atau efek samping obat.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, bahkan anak-anak. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan beberapa orang memiliki risiko lebih daripada yang lain. 

Kelompok yang lebih berisiko meliputi:

  • Laki-laki usia 18-30 tahun.
  • Orang dengan daya tahan tubuh lemah.
  • Penderita penyakit autoimun.
  • Mereka yang baru saja pulih dari infeksi virus tetapi masih mengalami gejala tak biasa.
  • Mereka yang mengkonsumsi alkohol melebihi ambang batas yang diijinkan oleh ahli medis

Dari rawat jalan hingga transplantasi

Pengobatan miokarditis bergantung pada tingkat keparahannya. Kasus ringan bisa pulih dengan istirahat cukup, pemantauan dokter, dan obat anti-inflamasi. Namun, pada kondisi sedang hingga berat, dokter mungkin meresepkan obat jantung seperti beta-blocker, ACE inhibitor, atau diuretik untuk meringankan beban kerja jantung. Jika peradangan disebabkan oleh reaksi autoimun, kortikosteroid atau imunosupresan dapat diberikan.

Baca juga:  Saat Siklus Tak Lagi Teratur: Mengenal PCOS dan Dampaknya pada Kesehatan Reproduksi Perempuan

Pada kasus yang sangat parah-misalnya ketika fungsi pompa jantung turun drastis-pasien mungkin memerlukan perawatan intensif, pemasangan alat bantu jantung, hingga transplantasi. Perawatan cepat dan tepat waktu adalah kunci untuk mencegah kerusakan jangka panjang. Kesadaran publik masih rendah mungkin disebabkan gejala penyakit ini yang mirip dengan penyakit lain dan belum banyak yang mengenali adanya penyakit radang otot jantung. Banyak orang mengira sesak napas hanyalah kelelahan, padahal bisa jadi sinyal bahaya.

Bisa dicegah?

Tidak semua kasus bisa dicegah, tetapi beberapa langkah dapat menurunkan risiko:

  • Jaga daya tahan tubuh: pola makan sehat, cukup tidur, dan olahraga teratur.
  • Vaksinasi: influenza, COVID-19, dan difteri membantu mencegah infeksi pemicu.
  • Hindari alkohol berlebihan dan narkoba, yang bisa memperburuk kerusakan jantung.
  • Waspadai gejala sisa infeksi: jika setelah sembuh dari flu Anda masih merasa cepat lelah atau sesak napas, segera periksa.

Pentingnya waspada; Sesak nafas dan dada nyeri Anda

Miokarditis adalah contoh bahwa keluhan sederhana bisa menyimpan masalah serius. Jika Anda merasakan sesak napas yang tak biasa, dada terasa nyeri, atau jantung berdebar-debar tanpa sebab, jangan menunggu gejala mereda dengan sendirinya. Pemeriksaan dini bisa menyelamatkan fungsi jantung Anda-atau bahkan nyawa Anda.

Dewinta telah berangsur sehat setelah terapi dalam beberapa bulan. Meskipun akhirnya rencana liburan harus ditata ulang namun ia memiliki banyak waktu untuk itu karena kondisi jantungnya membaik. Ia beruntung memiliki pasangan hidup yang sigap dan waspada. Dewinta mengajak semua anggota keluarga untuk tidak lagi mengabaikan kondisi tubuh yang tidak sehat meskipun terasa seperti gejala masuk angin biasa. Pengalaman ini mengingatkan kita semua: jantung kita mungkin kuat, tetapi juga rentan. Mendengarkan sinyal kecil dari tubuh adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan jantung sepanjang hidup.

Avatar untuk Yanne E.S

Tentang Penulis

Ibu penuh waktu yang hobi berenang, piknik, menulis, membaca. Peduli kesehatan dan kesejahteraan sesama makhluk bumi. Alumni Pelatihan Terapis Kinesio Indonesia.

Bagikan

Referensi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sebelumnya

Motivasi Tubuh Sehat dengan Body Positive Fitness

Selanjutnya

Menelisik Rucking, Tren Jalan dengan Beban

Program Latihan

Killer Abs

Kesulitan

Mudah

10

menit

Alat

Tanpa Alat

Otot

Fleksor Pinggul, Inti (Core), Perut Bawah, Perut Samping, Perut Six Pack

Killer Abs

Bakar Kalori & Lemak Workout

Kesulitan

Menengah

13

menit

Alat

Tanpa Alat

Otot

Betis, Bokong, Fleksor Pinggul, Hamstring, Paha Depan, Perut Six Pack

Bakar Kalori & Lemak Workout

Full Body – Membara!! Workout

Kesulitan

Susah

6

menit

Alat

Pull-up Bar

Otot

Betis, Dada, Hamstring, Paha Depan, Sayap / Lats, Trapezius, Trisep

Full Body – Membara!! Workout

Lihat semua program latihan