Trekking ke Gunung Api Purba Nglanggeran tempo hari seru sekali. Suasana dan teman-teman perjalananku asyik banget. Namun hari ini baru terasa, bokongku terasa nyeri seperti mati rasa. Bukan saja bokong, senut-senut nyeri ini sampai ke kaki. Sudah seharian lebih nyeri belum hilang juga dan terasa begitu menyiksa. Aduh, sakitnya bokongku!
Akhirnya kuputuskan menyambangi Mbak Danis, temanku yang paham persendian dan otot. “Ini sih sindrom piriformis Na. Kemarin pas trekking sudah pemanasan belum? Terus sempat lakukan pendinginan?” tanya Mbak Danis padaku
“Aduh, iya lagi Mbak, aku tidak sempat pemanasan. Begitu sampai lokasi langsung naik karena waktunya mepet untuk agenda selanjutnya. Nah begitu turun, juga langsung jalan lagi Mbak!” begitu jawabku.
Mbak Danis sambil melakukan terapi kemudian melanjutkan keterangannya. “Kedengarannya asing ya? Yuk, kita bedah tuntas apa itu sindrom piriformis, kenapa bisa terjadi, dan yang paling penting, bagaimana cara menghindarinya atau mengatasinya!”
Kenalan dengan si otot piriformis dan saraf skiatik
Bayangkan bokongmu itu seperti rumah. Di dalam rumah itu, ada satu otot kecil tapi penting banget yang namanya otot piriformis. Posisinya melintang dari tulang ekor sampai ke bagian luar tulang paha, tepatnya di area bokong bagian dalam. Tugasnya? Membantu kita memutar paha ke luar dan menstabilkan pinggul.
Nah, pas di bawah otot piriformis ini, lewatlah saraf terbesar di tubuh kita, namanya saraf skiatik. Saraf ini ibarat jalan tol utama yang menghubungkan punggung bawahmu ke seluruh bagian belakang paha, betis, sampai ke kaki.
Masalahnya muncul ketika si otot piriformis ini “ngambek”. Entah karena terlalu tegang, bengkak, atau kaku, dia bisa menekan atau menjepit saraf skiatik yang lewat di bawahnya. Nah, jepitan inilah yang menyebabkan serangkaian gejala menyebalkan yang kita sebut Sindrom Piriformis.
Gejala yang perlu kamu waspadai
Gejala sindrom piriformis seringkali mirip dengan “saraf kejepit” atau linu panggul (skiatika), tapi bedanya, masalahnya ada di bokong, bukan di tulang belakang. Perhatikan tanda-tanda ini:
- Nyeri dan Kaku di Bokong: Ini yang paling khas. Rasanya nyeri tumpul atau bahkan menusuk di satu sisi bokongmu.
- Nyeri Menjalar ke Kaki: Nyeri bisa terasa dari bokong, turun ke bagian belakang paha, betis, bahkan sampai telapak kaki. Mirip aliran listrik atau sensasi terbakar.
- Kesemutan atau Mati Rasa: Kadang disertai sensasi kesemutan atau mati rasa di area yang terkena.
- Nyeri Saat Duduk Lama: Duduk lebih dari 15-20 menit? Rasanya makin nyeri atau pegal.
- Nyeri Saat Bergerak Tertentu: Berjalan, berlari, menaiki tangga, atau bahkan saat buang air besar bisa memperparah nyeri.
Kenapa otot piriformisku bisa “ngambek”?
Ada beberapa alasan kenapa otot piriformis bisa jadi biang kerok masalah ini:
- Duduk Terlalu Lama: Ini musuh utama kita kaum milenial dan gen Z! Terlalu lama duduk di depan komputer, main game, atau nonton maraton series bisa bikin otot piriformis jadi kaku dan tegang.
- Cedera atau Benturan: Pernah jatuh terduduk? Atau mengalami cedera di area bokong? Ini bisa memicu peradangan pada otot piriformis.
- Gerakan Berulang pada kaki: Para atlet atau yang hobi lari jarak jauh, bersepeda, atau aktivitas lain yang melibatkan gerakan kaki berulang bisa berisiko.
- Postur Buruk: Posisi duduk atau berdiri yang tidak benar juga bisa berkontribusi.
- Anatomi Unik: Beberapa orang memang punya jalur saraf skiatik yang sedikit berbeda, sehingga lebih rentan terjepit otot piriformis.
- Kurang pemanasan ketika akan berolahraga apalagi yang banyak bertumpu kaki
- Posisi yang salah ketika mengangkat beban berat.
Bedanya dengan Skiatika (Linu Panggul)
Ini penting! Sindrom piriformis seringkali disalahartikan sebagai linu panggul (skiatika) karena gejalanya mirip. Tapi bedanya:
- Sindrom Piriformis: Nyeri dari bokong, masalahnya di otot piriformis. Biasanya tidak ada masalah serius di tulang belakangmu.
- Linu Panggul (Skiatika): Nyeri biasanya berawal dari punggung bawah, masalahnya ada di saraf yang terjepit di tulang belakang (misalnya karena bantalan sendi yang bergeser). Penjelasan lengkap tentang Skiatika bisa dilihat di latihanfisik.com edisi terdahulu.
Kalau kamu nyeri bokong yang menjalar, kemungkinan besar itu sindrom piriformis. Tapi untuk pastinya, tetap perlu diperiksa dokter ya!
Mencegah sindrom piriformis menyerang
Mencegah lebih baik daripada mengobati, kan? Ini dia beberapa tipsnya:
- Hindari Duduk Terlalu Lama: Setiap 30-60 menit, berdirilah, jalan-jalan sebentar, atau lakukan peregangan ringan. Gunakan bantal ergonomis jika perlu.
- Perhatikan Postur: Duduklah tegak, kaki menapak lantai, dan hindari menyilangkan kaki terlalu lama.
- Pemanasan & Pendinginan: Sebelum dan sesudah olahraga, jangan lupa pemanasan dan pendinginan, fokus pada peregangan otot bokong dan paha.
- Tetap Aktif: Lakukan aktivitas fisik secara teratur untuk menjaga otot-ototmu tetap lentur dan kuat.
- Perhatikan Sepatu: Kenakan sepatu yang nyaman dan menopang dengan baik, terutama jika kamu sering berjalan atau berlari.
Cara menangani sindrom piriformis (jika sudah terkena)
Kalau kamu sudah merasakan gejalanya, jangan panik! Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
- Istirahat: Hindari dulu aktivitas yang memperparah nyeri.
- Kompres: Gunakan kompres dingin (untuk mengurangi peradangan awal) atau kompres hangat (untuk merelaksasi otot).
- Peregangan Otot Piriformis: Ini wajib! Ada beberapa peregangan spesifik yang bisa membantu.
- Peregangan Lutut ke Bahu: Berbaring telentang, tekuk lutut satu kaki, lalu tarik lutut itu ke arah bahu yang berlawanan. Tahan 20-30 detik, ulangi 3 kali per sisi.
- Angka Empat (Figure Four Stretch): Berbaring telentang, tekuk kedua lutut. Letakkan pergelangan kaki satu di atas lutut yang lain membentuk angka empat. Tarik paha yang tidak terlipat ke arah dada. Tahan.
- Obat-obatan: Pereda nyeri biasa seperti paracetamol atau ibuprofen bisa membantu. Tapi jangan sembarangan ya, konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
- Fisioterapi: Ini langkah paling efektif. Fisioterapis akan memberikan latihan spesifik untuk memperkuat dan meregangkan otot piriformis serta otot di sekitarnya. Mereka juga bisa menggunakan terapi modalitas seperti ultrasound atau stimulasi listrik.
- Jangan Ditunda: Kalau nyeri tidak membaik atau malah memburuk, segera periksakan diri ke dokter (dokter umum, dokter saraf, atau dokter ortopedi). Jangan didiamkan ya!
Sindrom piriformis memang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Tapi dengan pemahaman yang benar, pencegahan yang rutin, dan penanganan yang tepat, kamu bisa tetap aktif dan bebas nyeri! Ingat, tubuhmu adalah aset, jadi rawatlah dengan baik.



