Bepergian menikmati keindahan alam, mengunjungi teman atau sekedar keluar dari rutinitas adalah kegiatan yang paling disukai Indah. Namun akhir-akhir ini ia merasa terganggu karena kakinya terasa menggembung atau bengkak jika harus duduk lebih dari 2 jam berkendara. Padahal hobi baru Indah sekarang bepergian dengan kereta generasi baru dari KAI. Meskipun ia bisa sesekali berjalan menyusuri gerbong dan menikmati makanan di gerbong restorasi, namun tetap saja kondisi kaki yang mudah bengkak membuatnya tak nyaman.
Mengenal trombosis vena dalam
Pernahkah Anda merasakan kaki bengkak, nyeri, atau kemerahan setelah duduk lama seperti yang dialami Indah? Kondisi tersebut bisa jadi merupakan tanda dari Deep Vein Thrombosis (DVT) atau Trombosis Vena Dalam. DVT adalah kondisi serius yang sering kali tidak disadari, padahal bisa mengancam nyawa.
Apa itu DVT dan mengapa ini penting?
Trombosis vena dalam (DVT, juga disebut trombosis vena) terjadi ketika trombus (bekuan darah) terbentuk di vena dalam tubuh Anda karena vena Anda terluka atau darah yang mengalir melaluinya terlalu lambat. Gumpalan darah dapat menyumbat sebagian atau seluruh aliran darah melalui vena Anda. Sebagian besar DVT terjadi di tungkai bawah, paha, atau panggul, tetapi juga dapat terjadi di bagian tubuh lain, termasuk lengan, otak, usus, hati, atau ginjal.
Gejala-gejala yang berhubungan dengan DVT akut meliputi:
- Pembengkakan pada kaki atau lengan (terkadang terjadi secara tiba-tiba).
- Nyeri atau nyeri tekan pada kaki atau lengan (mungkin hanya terjadi saat berdiri atau berjalan).
- Area kaki atau lengan yang bengkak atau nyeri mungkin terasa lebih hangat dari biasanya.
- Kulit memerah atau berubah warna.
- Vena di dekat permukaan kulit mungkin lebih besar dari biasanya.
- Nyeri perut atau nyeri panggul (ketika gumpalan darah memengaruhi vena jauh di dalam perut).
- Sakit kepala parah (biasanya terjadi secara tiba-tiba) dan/atau kejang (ketika gumpalan darah memengaruhi vena di otak).
Beberapa orang tidak menyadari bahwa mereka menderita DVT sampai gumpalan tersebut berpindah dari kaki atau lengan dan menuju paru-paru. Gejala PE akut meliputi nyeri dada, sesak napas, batuk berdarah, pusing, dan pingsan.
Penting untuk segera menghubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat jika Anda mengalami gejala DVT. Jangan menunggu gejala Anda mereda. Segera dapatkan perawatan untuk mencegah komplikasi serius.
Siapa saja yang berisiko tinggi terkena DVT?
DVT bisa terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi.
Berikut adalah faktor-faktor risiko utamanya:
- Imobilitas dalam waktu lama: Ini adalah salah satu faktor risiko terbesar. Kondisi ini terjadi ketika Anda tidak banyak bergerak, misalnya: beristirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama setelah operasi, cedera, atau karena sakit. Melakukan perjalanan jauh dengan pesawat, kereta, atau mobil selama lebih dari 4 jam, yang mengharuskan Anda duduk diam.
- Usia: Risiko DVT meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada orang yang berusia di atas 60 tahun.
- Operasi atau cedera: Kerusakan pada pembuluh darah selama operasi, terutama di area panggul, perut, atau kaki, dapat memicu pembentukan gumpalan darah.
- Kondisi medis tertentu:
- Kanker dan pengobatan kanker: Beberapa jenis kanker dapat meningkatkan zat dalam darah yang memicu pembekuan. Kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko.
- Gagal jantung: Kondisi ini membuat jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, sehingga aliran darah melambat dan lebih mudah menggumpal.
- Penyakit radang usus, seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn.
- Penyakit genetik atau riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami DVT, risiko Anda juga lebih tinggi.
- Gaya hidup dan faktor lainnya:
- Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di panggul dan kaki.
- Merokok: Merokok dapat memengaruhi sirkulasi dan membuat darah lebih mudah menggumpal.
- Kehamilan: Peningkatan berat janin dapat menekan pembuluh darah di panggul dan kaki. Risiko ini dapat berlanjut hingga enam minggu setelah melahirkan.
Perempuan dan lansia lebih rentan
Meskipun DVT bisa menyerang siapa saja, ada beberapa faktor risiko yang lebih sering dialami oleh perempuan dan lansia:
Faktor Resiko bagi Perempuan:
- Kehamilan: Selama hamil, tekanan dari rahim yang membesar dapat menekan pembuluh darah di panggul dan kaki. Selain itu, perubahan hormon membuat darah lebih mudah menggumpal. Risiko ini bahkan bisa berlanjut hingga enam minggu setelah melahirkan.
- Penggunaan Pil KB atau Terapi Hormon: Estrogen dalam pil KB dan terapi penggantian hormon dapat meningkatkan kecenderungan darah untuk membeku. Jika Anda merokok sambil mengonsumsi pil KB, risikonya akan jauh lebih tinggi.
- Operasi Kandungan: Operasi seperti caesar atau pengangkatan rahim (histerektomi) meningkatkan risiko DVT, terutama jika diikuti dengan masa pemulihan yang mengharuskan Anda berbaring lama.
Faktor resiko bagi Lansia
Selain karena faktor usia di atas 60 tahun, kecenderungan lansia yang mengurangi aktivitas fisik atau harus banyak berbaring karena kondisi medis, meningkatkan resiko mengalami DVT.
Langkah praktis untuk mencegah DVT
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah cara-cara sederhana yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Tetap aktif dan bergerak:
- Jika Anda duduk lama: Saat menonton TV atau membaca buku, usahakan tidak duduk diam lebih dari dua jam. Berdiri dan berjalanlah sebentar.
- Saat bepergian jarak jauh: Di pesawat atau kereta api, setiap 1-2 jam, lakukan peregangan sederhana. Putar pergelangan kaki, naik-turunkan jari-jari kaki, atau gerakkan lutut. Jika memungkinkan, berjalanlah di lorong pesawat atau kereta. Bahkan jika Anda mengendarai kendaraan dengan fasilitas sleeper atau layanan tempat tidur, jika memiliki resiko terkena DVT, baik untuk melakukan peregangan ringan.
2. Pola hidup sehat:
- Olahraga teratur: Jalan kaki, berenang, atau bersepeda adalah pilihan yang baik untuk menjaga sirkulasi darah.
- Jaga berat badan ideal: Kelebihan berat badan menekan pembuluh darah di kaki dan meningkatkan risiko.
- Berhenti merokok: Merokok sangat buruk untuk pembuluh darah Anda dan merupakan faktor risiko utama DVT.
3. Perhatikan asupan cairan/minum air yang cukup:
Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih. Hindari terlalu banyak kafein atau alkohol yang bisa menyebabkan dehidrasi.
Konsultasi dengan dokter
Jika Anda akan menjalani operasi, pastikan untuk mendiskusikan risiko DVT dengan dokter. Dokter mungkin akan memberikan obat pengencer darah atau menyarankan tindakan pencegahan lain.
Jika Anda ke dokter atau tenaga medis maka penanganan dilakukan untuk:
- Mencegah gumpalan darah membesar.
- Mencegah gumpalan darah terlepas dan menyebar ke paru-paru.
- Mengurangi risiko terjadinya TVD lagi.
Penanganan oleh dokter antara lain meliputi:
- Pengencer darah. Obat-obatan ini, juga disebut antikoagulan, membantu mencegah pembekuan darah. Pengencer darah mengurangi risiko pembentukan lebih banyak pembekuan darah. Pengencer darah dapat diminum atau diberikan melalui infus (IV) atau suntikan di bawah kulit. Ada banyak jenis obat pengencer darah yang digunakan untuk mengobati DVT. Anda dan penyedia layanan kesehatan akan mendiskusikan manfaat dan risikonya untuk menentukan pilihan terbaik bagi Anda. Anda mungkin perlu mengonsumsi pil pengencer darah selama tiga bulan atau lebih. Penting untuk meminumnya persis seperti yang diresepkan untuk mencegah efek samping yang serius. Orang yang mengonsumsi pengencer darah yang disebut warfarin (Jantoven) memerlukan tes darah rutin untuk memantau kadar obat dalam tubuh. Obat pengencer darah tertentu tidak aman dikonsumsi selama kehamilan.
- Pengencer gumpalan darah (trombolitik). Obat-obatan ini digunakan untuk jenis DVT atau emboli paru (PE) yang lebih serius, atau jika obat lain tidak berhasil. Pemecah gumpalan diberikan melalui infus atau melalui selang (kateter) yang dimasukkan langsung ke dalam gumpalan. Obat ini dapat menyebabkan pendarahan serius, sehingga biasanya hanya digunakan untuk orang dengan gumpalan darah parah.
- Filter. Jika Anda tidak dapat mengonsumsi obat pengencer darah, filter dapat dipasang ke dalam vena besar-vena cava-di perut Anda. Filter vena cava mencegah gumpalan terlepas dan mengendap di paru-paru.
- Stoking penyangga (stoking kompresi). Kaus kaki khusus setinggi lutut ini membantu mencegah darah mengumpul di kaki. Kaus kaki ini membantu mengurangi pembengkakan kaki. Kenakan di kaki Anda dari ujung kaki hingga setinggi lutut. Untuk DVT, Anda biasanya mengenakan stoking ini di siang hari selama beberapa tahun, jika memungkinkan.
Mengenali dan mengambil tindakan preventif adalah kunci untuk menjaga kesehatan pembuluh darah Anda. Jangan pernah ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tentang DVT, terutama jika Anda termasuk dalam kelompok risiko tinggi. Dengan langkah-langkah sederhana, kita bisa melindungi diri dari bahaya yang mengintai ini. Sehatkan terus keluarga.



