Ingin Hidup Bahagia di 2025, Mungkin Lagom Jawabannya

Swedia merupakan salah satu negara paling bahagia di dunia. Selain memang sistem negaranya yang membuat rakyatnya bahagia, masyarakat Swedia juga memiliki gaya hidup Lagom.

Pertengahan 2024 lalu, Swedia kembali masuk dalam daftar 10 negara paling bahagia di dunia menurut World Happiness Report. Lembaga ini merilis laporan tahunan yang didasarkan pada survei masyarakat global di lebih dari 140 negara. Peringkat kebahagiaan negara-negara ditentukan berdasarkan rata-rata kehidupan mereka selama tiga tahun sebelumnya. Penilaian ini antara lain meliputi enam variabel yakni produk domestik bruto (PDB) per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan, kedermawanan, serta persepsi akan korupsi.

Beberapa faktor yang membuat Swedia masuk dalam daftar negara paling bahagia di dunia, di antaranya: Swedia dikenal dengan sistem kesejahteraan sosial yang kuat, kesetaraan gender, dan kebijakan ramah lingkungan. Fasilitas umum yang baik dan dukungan terhadap keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi menjadikan Swedia sebagai salah satu negara paling bahagia. Niki Brantmark dalam buku Lagom: The Swedish Art of Living a Balanced, Happy Life menyatakan betapa pentingnya kita meniru perilaku masyarakat Swedia yang santai dan tenang, sehingga bisa mengisi waktu dengan hal-hal bermakna

Gaya Hidup Lagom sebagai filosofi dasar masyarakat Swedia

Lagom adalah istilah Swedia yang mengandung gagasan tentang keseimbangan, atau “jumlah yang tepat.” Ini tentang menemukan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan—tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Lagom berlaku untuk segala hal mulai dari keseimbangan kehidupan kerja hingga kebiasaan konsumsi, dan bahkan hubungan pribadi. 

Asal usul Lagom diyakini berakar pada awal Abad Pertengahan, di mana frasa “lagom är bäst” (jumlah yang tepat adalah yang terbaik) digunakan untuk mendorong keadilan dan moderasi saat berbagi sumber daya. Saat ini, konsep ini meresap ke dalam budaya Swedia, memengaruhi cara orang menjalani kehidupan sehari-hari. Lagom tercermin dalam pendekatan Swedia terhadap pekerjaan, di mana keseimbangan kehidupan kerja yang sehat diprioritaskan. 

Baca juga:  Tips Berolahraga Saat Liburan Supaya Tetap Sehat Di Tempat Wisata

Berbeda dengan gaya hidup minimalis yang mengedepankan “less is more” pada lagom lebih mengutamakan prinsip keseimbangan. Dalam hidup, semuanya mesti cukup, tanpa kekurangan dan kelebihan. Dalam pekerjaan, masyarakat di Swedia tidak mengenal prinsip “work hard play hard” tetapi masyarakat lebih fokus pada work life balance dan memang terbiasa menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Mereka juga tak pernah lembur atau mengambil pekerjaan di luar jam kerja yang telah ditentukan.  

Jika sedang tidak bekerja, masyarakat Swedia meluangkan waktu untuk melakukan hobi positif, berkumpul bersama orang terdekat, berkegiatan di ruang publik, dan aktif di komunitas. Bahkan di Swedia dikenal juga budaya Fika, kegiatan minum kopi bersama teman atau kolega sebagai bagian dari gaya hidup. 

Hal ini juga terlihat dalam praktik hidup berkelanjutan mereka, di mana moderasi dalam konsumsi dan fokus pada tanggung jawab lingkungan adalah kuncinya. Dalam hubungan antar manusia, Lagom mendorong kesetaraan dan rasa saling menghormati. Keindahan Lagom terletak pada kesederhanaannya. Ia mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak datang dari hal-hal yang berlebihan, tetapi dari menemukan harmoni dan kepuasan dalam apa yang sudah kita miliki.

Menerapkan Lagom pada diri sendiri

Jika prinsip keseimbangan ini dirasa pas untuk mulai diterapkan pada diri sendiri memasuki tahun 2025, kita bisa mulai dengan menerapkan hal-hal berikut ini:  

  1. Keseimbangan kehidupan kerja: Utamakan keseimbangan kehidupan kerja dan tetapkan batasan jam kerja. 
  2. Makan seimbang: Makan makanan seimbang, pertimbangkan juga keberlanjutan, etika, dan lokalitas.
  3. Hubungan yang sehat: Utamakan mendengarkan orang lain dan jalin hubungan yang sehat.
  4. Merapikan rumah: Singkirkan barang-barang yang tidak Anda butuhkan dan jaga kerapian rumah Anda. Barang yang masih baik namun tidak kita butuhkan bisa juga disumbangkan. Rumah bersih, orang lain terberkati juga. 
  5. Konsumsi sadar: Konsumsi secara sadar dan ingat bahwa “orang yang bahagia adalah bukan orang yang memiliki segalanya, namun merasa cukup dalam segala yang saat ini dipunya”.
  6. Detoks teknologi: Berikan batasan pada diri sendiri dalam menggunakan teknologi. Tidak semua yang mudah oleh teknologi itu, sehat!
  7. Menghormati lingkungan: Jalin hubungan yang erat dengan alam dan sadari peran Anda dalam melestarikan bumi sebagai rumah bersama dan berkelanjutan.
  8. Hidup santai: Nikmati hidup yang sederhana dan tidak terburu-buru dan berikan setiap aktivitas, waktu yang tepat. 
Baca juga:  Hilang Motivasi? Peppermin Saja!

Selamat Bahagia!

Avatar untuk Yanne E.S

Tentang Penulis

Ibu penuh waktu yang hobi berenang, piknik, menulis, membaca. Peduli kesehatan dan kesejahteraan sesama makhluk bumi. Alumni Pelatihan Terapis Kinesio Indonesia.

Bagikan

Referensi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sebelumnya

Ingin Membakar Kalori Tanpa Olahraga Berat? Berikut Berbagai Solusi Mudahnya

Selanjutnya

Apa Itu Superfood: Pengertian, Manfaat dan 8 Jenis Makanan yang Patut Dikonsumsi

Program Latihan

Bakar Kalori & Lemak Workout

Kesulitan

Menengah

13

menit

Alat

Tanpa Alat

Otot

Betis, Bokong, Fleksor Pinggul, Hamstring, Paha Depan, Perut Six Pack

Bakar Kalori & Lemak Workout

Full Body – Membara!! Workout

Kesulitan

Susah

6

menit

Alat

Pull-up Bar

Otot

Betis, Dada, Hamstring, Paha Depan, Sayap / Lats, Trapezius, Trisep

Full Body – Membara!! Workout

Tabata Workout

Kesulitan

Susah

8

menit

Alat

Tanpa Alat

Otot

Bahu, Betis, Bokong, Dada, Hamstring, Paha Depan, Perut Six Pack, Trisep

Tabata Workout

Lihat semua program latihan