Sindrom Alice in Wonderland, Ketika Semua Benda Menjadi Lebih Besar / Kecil dari Ukuran Aslinya

Apakah Anda pernah mengalami demam tinggi dan merasakan bahwa benda-benda disekitar Anda menjadi lebih besar? Gangguan persepsi tersebut merupakan gejala dari sindrom Alice in Wonderland atau biasa disebut AIW Syndrome.

Saat penulis masih kecil, saat terserang demam tinggi sering merasa melihat benda-benda menjadi sangat besar. Dan itu tentu saja menakutkan. Untung tidak setiap hari, hanya terjadi saat demam sangat tinggi.  Lalu semenjak beranjak dewasa, ketika mengalami demam yang sangat tinggi, peristiwa semacam itu tidak terjadi lagi. Gangguan persepsi penglihatan yang menyebabkan benda-benda terlihat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran sebenarnya dalam durasi waktu lama bisa jadi menjadi salah satu gejala sindrom Alice in Wonderland.

Mengapa disebut Sindrom Alice in Wonderland

Istilah sindrom Alice in Wonderland diperkenalkan pada tahun 1955 oleh John Todd untuk mencakup sekelompok gejala “… yang terkait erat dengan migrain dan epilepsi, meskipun tidak terbatas pada gangguan ini.”  Seperti yang dibayangkan oleh Todd, kelompok tersebut meliputi derealisasi, depersonalisasi, hiperskematia, hiposkematia, dan dualitas somatopsikis, serta perubahan ilusi dalam ukuran, jarak, atau posisi objek diam di bidang visual; perasaan melayang yang ilusi; dan perubahan ilusi dalam arti berlalunya waktu. 

Istilah tersebut terinspirasi karakter dalam novel  Alice’s Adventures in Wonderland  atau lebih dikenal sebagai Alice in Wonderland ditulis oleh Lewis Caroll pada tahun 1865. Ia bercerita tentang anak perempuan yang tersesat di dunia ajaib yang dipenuhi banyak makhluk aneh melalui sebuah lubang kelinci. Ada yang menyebutkan bahwa novel ini terinspirasi dari seorang gadis bernama Alice Liedell. Namun Todd memiliki pendapat lain sesudah ia mendapati bahwa sang penulis memiliki catatan kondisi seperti yang dialami oleh Alice yaitu adanya mispersepsi terhadap bentuk dan ukuran benda maupun waktu. 

John Todd seorang psikiater Inggris (1914–1987) menemukan bahwa Lewis Carroll, sang penulis novel Alice’s Adventures in Wonderland  diketahui menderita migrain dengan gejala yang serupa, Todd kemudian berspekulasi bahwa Carroll telah menjadikan migrain yang dideritanya sebagai sumber inspirasi novel terkenalnya itu. Catatan harian Carroll mengungkapkan bahwa pada 1856 ia berkonsultasi pada William Bowman, seorang oftalmologis ternama, mengenai manifestasi visual dari migrainnya. Karena Carroll telah menderita gejala migrain selama bertahun-tahun sebelum ia menulis Petualangan Alice, cukup beralasan bahwa Carroll menjadikannya sebagai sebuah inspirasi.

Baca juga:  Sering Halu dan Tiba-tiba Ngamuk? Jangan Dulu Ke Psikiater, Bisa Jadi itu Gejala Stroke!

Apa itu sindrom Alice in Wonderland?

Sindrom Alice in Wonderland yang kemudian juga disebut sindrom Todd adalah gangguan saraf yang dikaitkan dengan serangkaian gejala yang mempengaruhi cara Anda memandang tubuh dan dunia di sekitar Anda. Sindrom ini  mengakibatkan orang yang mengalaminya merasa melihat benda-benda menjadi lebih kecil atau lebih besar dari yang sebenarnya. Dampak lain juga berpengaruh kepada cara memahami perjalanan waktu dan gerakan. Misalnya, Anda mungkin merasakan waktu, orang, atau benda dipercepat, bergerak lambat, atau tidak bergerak sama sekali.

Gejala sindrom ini  dibagi menjadi dua kategori: persepsi diri (bagaimana Anda memandang diri sendiri) dan persepsi visual (kemampuan otak Anda untuk memahami apa yang dilihat oleh mata Anda). Gejala Sindrom Alice in Wonderland cenderung bersifat sementara, berlangsung beberapa menit hingga 30 menit, yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa penyakit ini jarang dilaporkan dalam literatur medis.

Apa saja gejala Sindrom Alice in Wonderland

Gejala pada masing-masing orang bisa berbeda. Namun pada umumnya, gejala yang tercatat dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut: 

  1. Distorsi ukuran, di mana tubuh atau objek di sekitar Anda tampak berukuran berbeda dari kenyataan. Ini termasuk:
    • Mikropsia – benda tampak mengecil
    • Makropsia – benda tampak membesar
  2. Distorsi persepsi, di mana hubungan objek di dekat Anda tampak berbeda dari kenyataan. Ini termasuk:
    • Pelopsia – benda tampak lebih besar daripada ukuran sebenarnya karena tampak lebih dekat
    • Telopsia – di mana benda tampak lebih kecil dari ukuran sebenarnya karena benda tersebut tampak lebih jauh
  3. Distorsi waktu, ketika waktu tampak bergerak lebih cepat atau lebih lambat dari kenyataan.
  4. Distorsi suara, di mana setiap suara, termasuk suara yang biasanya pelan, terdengar diperkuat dan mengganggu.
  5. Hilangnya kontrol atau koordinasi anggota tubuh, saat Anda mungkin merasa seolah-olah tubuh Anda bergerak tanpa sadar dan Anda kehilangan kemampuan untuk mengendalikan cara Anda bergerak atau berjalan.
Baca juga:  4 Olahraga Penambah Tinggi yang Efektif Meninggikan Tubuh Anda

Gejala-gejala tersebut secara ringkas dapat dikenali seperti berikut: 

  • Perubahan persepsi terhadap ukuran tubuh dan benda di sekitarnya
  • Disorientasi atau bingung
  • Gangguan indra penglihatan, pendengaran, kemampuan sensorik, dan persepsi dalam memahami waktu

Kenali penyebab dan faktor risiko

Sindrom Alice in Wonderland (AIW) tidak bisa dipastikan penyebab utamanya. Meskipun demikian beberapa kondisi dianggap sebagai kemungkinan penyebabnya. Berdasarkan kasus yang dilaporkan, penyebab paling umum pada orang dewasa adalah migrain. Sindrom AIW juga dikaitkan dengan epilepsi, lesi sistem saraf pusat, trauma kepala, dan infeksi bakteri atau virus. Sedangkan pada anak-anak, ditengarai adanya infeksi virus Epstein-Barr menjadi penyebab umumnya. 

Meskipun penyakit ini tidak banyak dilaporkan terjadi, dan tidak cukup data untuk mengungkap kasusnya di Indonesia, namun baik jika memperhatikan gejala yang mungkin saja dialami orang-orang di sekitar kita bahkan diri kita sendiri. 

Perlukah ke Dokter?

Jika mengalami gejala seperti yang diterakan dalam tulisan ini sangat disarankan menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Apalagi jika kondisi tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari maka sangat perlu untuk segera berkonsultasi ke dokter. Ingat untuk selalu berhati-hati dengan kondisi kesehatan fisik dan mental kita. Penting untuk tidak cepat-cepat mengambil kesimpulan atas kondisi kesehatan seseorang agar terhindar dari malpraktik. Tetap semangat, tetap produktif. Salam sehat

Avatar untuk Yanne E.S

Tentang Penulis

Ibu penuh waktu yang hobi berenang, piknik, menulis, membaca. Peduli kesehatan dan kesejahteraan sesama makhluk bumi. Alumni Pelatihan Terapis Kinesio Indonesia.

Bagikan

Referensi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sebelumnya

Apa Perbedaan Pilates dan Yoga? Tips Melakukan Pilates di Rumah Tanpa Alat

Selanjutnya

Gangguan Mental pada Generasi Z: Tantangan, Penyebab dan Solusi

Program Latihan

Killer Abs

Kesulitan

Mudah

10

menit

Alat

Tanpa Alat

Otot

Fleksor Pinggul, Inti (Core), Perut Bawah, Perut Samping, Perut Six Pack

Killer Abs

Bakar Kalori & Lemak Workout

Kesulitan

Menengah

13

menit

Alat

Tanpa Alat

Otot

Betis, Bokong, Fleksor Pinggul, Hamstring, Paha Depan, Perut Six Pack

Bakar Kalori & Lemak Workout

Full Body – Membara!! Workout

Kesulitan

Susah

6

menit

Alat

Pull-up Bar

Otot

Betis, Dada, Hamstring, Paha Depan, Sayap / Lats, Trapezius, Trisep

Full Body – Membara!! Workout

Lihat semua program latihan