Raphael yang biasanya asyik bermain gawai, siang itu terlihat begitu tekun menata helai demi helai daun teh pada sebuah nampan. Ketika ibunya menyapa, Raphael sambil tetap menata daun-daun itu mengatakan bahwa ia ingin membuat matcha, minuman kesukaannya. “Aku mau produksi sendiri matcha-ku Ibuk!” Begitu katanya. “Ini daun teh dari kebun teh Kemuning itu lo, waktu liburan kemarin, aku sudah petik banyak banget lo Buk. Sengaja, supaya aku bisa buat bubuk matcha sendiri dan nda dimarahin Ibuk karena boros setiap hari beli di warung Bang Ari. Kan, matcha banyak manfaatnya, salah satunya untuk menyegarkan pikiran bukan? ” Ibuk lalu menggandeng tangan Raphael sambil berkata, “Hmm, sepertinya bukan begitu cara membuat bubuk matcha. Yuk, kita baca artikel di latihanfisik.com, supaya kita lebih paham, apa itu matcha dan manfaatnya bagi tubuh manusia.”
Bubuk hijau yang unik dan kaya nutrisi
Matcha adalah jenis teh hijau bubuk halus yang secara tradisional digunakan dalam upacara teh Jepang. Proses pembuatannya unik, di mana tanaman teh dinaungi selama beberapa minggu sebelum panen untuk meningkatkan produksi klorofil dan asam amino L-theanine. Setelah dipanen, daun teh digiling menjadi bubuk yang sangat halus. Karena seluruh daun dikonsumsi, matcha memiliki kandungan nutrisi dan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan teh hijau biasa yang hanya diseduh. Antioksidan dalam matcha dihasilkan dari katekin, yang membantu menstabilkan radikal bebas berbahaya, senyawa yang dapat merusak sel dan menyebabkan penyakit kronis.
Untuk membuat matcha sendiri dari awal (menanam dan menggiling daun teh menjadi bubuk), ini akan menjadi proses yang sangat rumit dan sulit dilakukan di rumah kecuali Anda memiliki pengetahuan khusus tentang budidaya dan pengolahan teh matcha. Proses penanaman yang teduh, pemanenan daun muda pilihan, pengukusan, pengeringan, dan penggilingan menggunakan batu khusus adalah tahapan-tahapan spesifik yang menghasilkan bubuk matcha berkualitas tinggi.
Dari upacara tradisional ke dapur urban
Matcha bukanlah penemuan baru. Ia telah digunakan dalam upacara minum teh Jepang selama berabad-abad, bukan hanya sebagai minuman, tetapi juga sebagai medium meditasi dan kedamaian batin. Kini, matcha hadir dalam berbagai bentuk: latte, smoothie, es krim, bahkan dalam kue dan camilan sehat.
Namun, penting untuk mencermati kualitas matcha yang dikonsumsi. Matcha berkualitas tinggi biasanya berwarna hijau cerah, rasanya halus, dan tidak terlalu pahit. Matcha dengan kualitas kuliner yang lebih rendah umumnya digunakan untuk masakan atau campuran minuman manis.
Meskipun manfaat matcha luar biasa, konsumsinya tetap perlu dibatasi. Kandungan kafeinnya, meski lebih rendah dari kopi, tetap bisa berdampak jika dikonsumsi berlebihan, terutama bagi yang sensitif terhadap kafein. Idealnya, satu hingga dua cangkir per hari sudah cukup untuk mendapatkan manfaatnya tanpa mengganggu pola tidur.
Di era di mana kesehatan mental dan performa otak menjadi sorotan utama, matcha hadir sebagai solusi alami yang menjembatani kebutuhan tubuh dan pikiran. Ia bukan hanya tren, tetapi bisa menjadi bagian dari gaya hidup yang sadar dan seimbang. Jadi, lain kali saat pikiran terasa buntu atau stres mulai datang menyerang, mungkin tubuhmu sedang memberi sinyal: saatnya rehat sejenak dan menikmati keajaiban matcha.
Keajaiban matcha yaitu merawat kesehatan otak
Salah satu keunggulan utama matcha adalah kemampuannya meningkatkan fokus dan kesadaran tanpa menimbulkan rasa gelisah yang biasanya muncul akibat kafein. Kandungan L-theanine, asam amino yang hanya ditemukan dalam teh, bekerja sinergis dengan kafein dalam matcha.
Meredakan stress dan meningkatkan produktifitas otak
L-theanine adalah asam amino dalam matcha, telah terbukti memiliki efek menenangkan pada otak. Ia bekerja dengan meningkatkan gelombang otak alfa, yang dikaitkan dengan keadaan kewaspadaan yang rileks. Ini dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Functional Foods, para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi L-theanine meningkatkan relaksasi dan mengurangi stres pada peserta dibandingkan dengan kelompok plasebo. Beberapa peserta mengonsumsi teh matcha atau batangan yang mengandung 4 gram matcha, sementara kelompok kontrol mengonsumsi teh atau batangan plasebo. Mereka yang mengonsumsi matcha menunjukkan peningkatan dalam perhatian, waktu reaksi, dan memori dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi placebo.
Jurnal Biological Psychology menemukan bahwa L-theanine dapat meningkatkan perhatian dan waktu reaksi dalam menanggapi stres kognitif. Penelitian ini menunjukkan bahwa L-theanine dalam matcha dapat memiliki manfaat yang kuat untuk mengurangi stres dan meningkatkan fungsi kognitif.
Fakta lain yang dimuat dalam jurnal Nutrients menunjukkan bahwa kombinasi L-theanine dan kafein dalam matcha dapat meningkatkan performa kognitif, perhatian, dan waktu reaksi secara signifikan dibandingkan kafein saja. Ini menjadikan matcha sebagai teman setia bagi para pelajar, pekerja kreatif, hingga profesional yang harus berkutat dengan layar komputer berjam-jam setiap hari.
Khasiat neuroprotektif matcha dan cara melindungi otak dari penuaan dan penyakit
Antioksidan dan senyawa lain dalam matcha memiliki sifat neuroprotektif yang kuat, yang dapat membantu melindungi otak dari penuaan dan penyakit. Selain kandungan antioksidannya, matcha juga mengandung senyawa lain yang telah terbukti memiliki efek neuroprotektif, termasuk asam amino theanine dan polifenol katekin.
Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menemukan bahwa minum teh hijau, yang mengandung banyak senyawa yang sama dengan matcha, dikaitkan dengan penurunan risiko penurunan kognitif pada orang dewasa yang lebih tua. Studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience menemukan bahwa polifenol katekin dapat meningkatkan memori spasial dan mengurangi penurunan kognitif pada tikus.
Studi-studi ini menunjukkan bahwa mengonsumsi matcha, dengan konsentrasi antioksidan, theanine, dan katekin yang tinggi, dapat membantu melindungi otak dari penuaan dan penyakit serta mendukung kesehatan otak secara keseluruhan.
Tetap membatasi asupan meskipun kaya manfaat
Minuman dan makanan yang mengandung matcha di dalamnya berdasarkan beberapa penelitian kesehatan memang bermanfaat. Bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan, namun resep pengolahan yang tepat memberikan kelezatan. Seperti Raphael yang minum matcha hampir setiap hari.
Namun mengingat bahwa tanaman teh Camellia sinensis berasal dari perkebunan yang kita tidak tahu apakah diperlakukan secara organik atau mengandung pestisida, maka perlu untuk membatasi konsumsinya agar tubuh kita tidak menumpuk racun sebagai residu penanaman.
Selain itu, kandungan kafein dalam matcha lebih tinggi daripada teh hijau sehingga untuk kondisi tubuh tertentu, akan beresiko munculnya penyakit lain seperti hipertensi atau justru gangguan kecemasan. Penelitian menunjukkan bahwa 338 mg katekin dan EGCG per hari aman dikonsumsi orang dewasa. Jumlah ini setara dengan sekitar 4 g matcha, atau 2 sendok teh.
Beberapa waktu lalu sempat heboh dan viral di media sosial mengenai seseorang yang masuk UGD karena mengonsumsi terlalu banyak matcha. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa batas aman matcha adalah 4 gram sehari. Karena itu jika kita berlebihan mengonsumsi matcha maka dapat memberikan efek yang tidak baik untuk tubuh.
Mengkonsumsi matcha 1-2 cangkir per hari cukup untuk mengoptimalkan hasilnya. Selamat menikmati matcha, tetap produktif dan sehat.