“Wah Ade Rai keturunan vampir!” Begitu seloroh seorang teman. Ia lalu menunjukkan sebuah video pendek dari Youtube (YT shorts) @duniaaderai6302. “Awet muda ala Ade Rai”. Ya, tidak bisa disangkal, salah satu pegiat kesehatan dan binaragawan terkemuka tanah air, Ade Rai adalah contoh orang yang tekun melakukan pola hidup sehat. Hasil nyatanya terlihat bahwa meskipun berusia 54 tahun, badannya masih terlihat bugar dan terlihat awet muda. Dari tayangan info kesehatan miliknya, diketahui, salah satu hal yang menjadikannya terlihat awet muda adalah terjadinya proses autophagi saat menerapkan pola makan sehat.
Apa itu autofagi?
Autofagi atau autophagy (Inggris) berasal dari bahasa Yunani Autophagos yang berarti melahap atau mamakan diri sendiri. Degradasi sel alami dan terpelihara yang membuang komponen yang tidak diperlukan atau tidak berfungsi melalui mekanisme yang diatur oleh lisosom. Hal ini memungkinkan degradasi dan daur ulang komponen sel tubuh yang teratur.
Dalam arti yang lebih sederhana, ini adalah proses alami di dalam sel tubuh di mana sel membersihkan dan mendaur ulang komponen-komponen yang rusak atau tidak diperlukan, seperti protein yang rusak, organel yang usang, dan patogen. Proses memperbaiki diri dengan memakan sel-sel yang rusak dan membuang racun-racun dalam tubuh ini penting untuk menjaga kesehatan sel, beradaptasi terhadap stres, dan mencegah berbagai penyakit.
Kata “autofagi” sudah ada dan sering digunakan sejak pertengahan abad ke-19. Dalam penggunaannya saat ini, istilah autofagi dicetuskan oleh ahli biokimia Belgia Christian de Duve pada tahun 1963 berdasarkan penemuannya tentang fungsi lisosom. Identifikasi gen terkait autofagi dalam ragi pada tahun 1990-an memungkinkan para peneliti untuk menyimpulkan mekanisme autofagi, yang akhirnya mengarah pada pemberian Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran 2016 kepada peneliti Jepang Yoshinori Ohsumi.
Puasa bermanfaat memicu autofagi
Seperti cerita di awal tulisan ini, bahwa pola makan sehat Ade Rai dapat memicu manfaat regenerasi tubuh yang disebut autofagi. Pola makan sehat yang dimaksud adalah penerapan puasa dengan jendela waktu atau intermitten Fasting. Mengapa pola makan ini dapat memicu munculnya autofagi?
Menurut Yoshinori Ohsumi, menahan lapar seperti puasa berdampak pada mekanisme daur ulang sel yang membantu memperlambat proses penuaan dan berdampak positif pada pembaruan sel. Autofagi, yang berarti “memakan dirinya sendiri” merupakan mekanisme daur ulang sel dengan memakan dirinya sendiri sebagai proses metabolisme yang terjadi pada kondisi lapar.
Senada dengan Mr,Ohsumi, menurut Ade Rai, yang sudah menerapkan puasa intermitten secara teratur, ketika tubuh berpuasa selama lebih dari 12 jam, tubuh akan memecah lemak. Sesudah 17 jam, kecerdasan tubuh akan mencari sendiri makanan dari dalam dirinya dengan memakan sel yang rusak, yang sudah mati dan tidak berguna bagi tubuh. Termasuk dalam hal ini sel kanker dan tumor.
Ketika kita berpuasa, tubuh mengalami perubahan metabolik. Salah satu perubahan tersebut adalah penurunan kadar insulin dan peningkatan kadar glukagon. Perubahan ini memicu berbagai respons seluler, termasuk aktivasi jalur pensinyalan yang terlibat dalam autofagi.
Puasa yang dilakukan secara teratur memiliki manfaat yang baik dan dapat memicu terjadinya autofagi. Di Indonesia selain puasa yang bersifat religious seperti puasa Ramadan, puasa Senin-Kamis, ada pula puasa OCD yang diperkenalkan Deddy Corbuzier, dan puasa yang saat ini sering dibicarkan dan bahkan telah dipraktikkan karena manfaat dalam penuruan berat badan dan merawat kesehatan tubuh adalah puasa intermitten.
Bagaimana melakukan puasa intermiten untuk memicu autofagi?
Ada berbagai metode puasa intermiten yang dapat Anda coba, seperti:
- Metode 16/8: Puasa selama 16 jam dan makan selama 8 jam.
- Metode 5:2: Makan normal selama 5 hari dan mengurangi asupan kalori secara signifikan selama 2 hari.
- Makan-Berhenti-Makan: Puasa selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang berbeda, dan metode yang paling cocok untuk satu orang mungkin tidak cocok untuk orang lain.
Manfaat autofagi bagi kesehatan
Puasa dapat menjadi cara yang efektif untuk memicu autofagi dan mendapatkan berbagai manfaat kesehatan yang terkait dengannya. Namun, penting untuk melakukannya dengan benar dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran.
Jika Anda memutuskan untuk berpuasa supaya memicu autofagi, maka berbagai manfaat potensial bagi kesehatan yang bisa Anda dapatkan, antara lain:
- Perlindungan terhadap penyakit neurodegeneratif: Autofagi membantu membersihkan protein yang rusak dan mencegah penumpukan yang dapat menyebabkan penyakit Alzheimer, Parkinson, dan Huntington.
- Peningkatan umur panjang: Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa peningkatan autofagi dapat memperpanjang umur.
- Pengurangan risiko kanker: Autofagi dapat membantu menghilangkan sel-sel yang rusak atau berpotensi kanker.
- Peningkatan sensitivitas insulin: Autofagi dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko diabetes tipe 2.
- Peningkatan kesehatan jantung: Autofagi dapat membantu melindungi jantung dari kerusakan dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Makanan yang membantu proses terjadinya autofagi
Beberapa makanan dan minuman yang baik jika dikonsumsi selama proses melakukan puasa untuk mendapatkan autofagi antara lain :
- Kopi hitam tanpa gula dan susu
- Teh hijau tanpa gula dan susu
- Jahe (sebagai tambahan pada ikan atau diminum tanpa gula)
- Kunyit
- Jamur jenis saga dan reishi
- Sayur-sayuran : brokoli, kembang kol, kangkung, kol, bakcoy, kacang-kacangan
- Ikan : salmon, sarden, black cod
- Buah-buahan: aneka jenis berry
- Minyak zaitun murni
- Vitamin D, L Carnitine.
Selamat merawat kesehatan, tetap bugar dan awet muda.
Materi disampaikan dengan sederhana, mudah dipahami. Saya akan mencoba untuk berpuasa bersama saudara muslim dengan metode intelijen. Salam sukses untuk Mb Yanne.
Sangat bagus, tapi saya sdh terlambat untuk mencoba mempraktekannya.
[…] Mengupayakan tubuh agar tetap sehat dan bugar saat puasa bukanlah hal mustahil untuk diwujudkan. Justru langkah ini memungkinkan stamina Anda terjaga sepanjang hari. Terutama saat menangani tumpukan pekerjaan yang padat dan mengharuskan Anda bertugas di luar ruangan. Puasa juga merupakan salah satu cara bagi tubuh Anda untuk melakukan autofagi. […]